Jumat, 29 November 2013

KARANGAN ILMIAH DAN LAPORAN ILMIAH

Karangan adalah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam karangan dan laporan ilmiah:
I.                    Karangan Ilmiah
a.      Timbangan Baku
Timbangan Buku adalah sama dengan kritik yaitu Tulisan yang menyatakan tentang pertimbangan atau pendapat yang disampaikan  mengenai Kelebihan dan Kekurangan isi sebuah karya yang dibuat oleh seseorang dan dapat disampaikan dalam bentuk tertulis maupun lisan oleh siapa saja.
b.      Ringkasan
Ringkasan (Precis) merupakan suatu cara yang efektif untuk mengungkapkan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Ringkasan bertolak dari suatu naskah asli, lebih singkat. Maka dari itu ringkasan disebut reproduksi.
Dalam ringkasan dapat diketahui gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan yang rinci dihilangkan. Sari karangan dibiarkan tanpa hiasan. Walaupun bentuknya ringkas, Precis tetap mempertahankan pikiran pengarang dan pendekatannya yang asli. Seorang pengarang atau penulis sebuah ringkasan, berbicara dengan suara pengarang/penulis asli. Selain tetap mempertahankan keaslian sudut pandang pengarang/penulis, ringkasan juga tetap mempertahankan urutan isi karangan tersebut. Dengan kata lain, ringkasan tetap sesuai dengan urutan isi dari pengarang asli, hanya saja dipersingkat berdasarkan pemahaman pembaca. Adapun cara membuat ringkasan sebagai berikut :
a.      Membaca naskah asli beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang/penulis.
b.      Mecatat gagasan utama atau gagasan yang penting atau menggarisbawahinya.
c.       Membuat reproduksi atau menyusun kembali suatu karangan singkat, berdasarkan gagasan-gagasan utama seperti yang dicatat dan digarisbawahi diatas.
c.     Timbangan Pusataka
Timbangan Pustaka adalah tulisan yang menyajikan sejumlah informasi tentang sumber penulisnya seperti pengarang, nama buku, tahun, dan diterbitkan.
Timbangan Baku dan Timbangan Pustaka memiliki perbedaan ketika dilihat dari segi aplikasinya yaitu pada resensi buku, jika resesnsi timbangan baku adalah mengenai isi sebuah buku yang diresensi dan resensi timbangan pustaka adalah dengan sumber penulisnya dengan adanya pengarang, nama buku, tahun dan diterbitkan.
  
II.                  Laporan Ilmiah
a.      Macam-macam laporan ilmiah
Menurut Mukayat D. Brotowidjoyo, suatu prinsip yang dapat ditemui dalam setiap laporan ilmiah adalah kaidah-kaidah ilmiahnya, yang mungkin berbeda-beda menurut setiap bidang ilmunya. Walaupun sangat beragam dan variatif, macam laporan ilmiah dapat dikategorikan menjadi hal-hal berikut:
1.      Laporan Kemajuan, yaitu laporan yang disampaikan untuk melihat perkembangan kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan bagaimana rencana antisipasinya.
2.      Laporan Akhir, yaitu laporan ini pada dasarnya dapat didahului dari laporan kemajuan yang nantinya bermanfaat untuk melihat pencapaian yang diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan penelitian, laporan kemajuan, dan laporan akhir.
3.      Laporan Berkala, yaitu disusun untuk melihat suatu kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan, dalam suatu periode waktu tertentu sehingga dapat diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode yang satu dengan yang lainnya.
4.      Laporan Hasil Uji, Laporan ini perlu menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan informasi mengenai hasil pengujian ilmiah yang telah dilakukan, karena dimungkinkan akan menjadi suatu landasan kebijakan tertentu.
Mengenai macam laporan ilmiah berupa laporan penelitian,  dalam setiap laporan yang disertakan karakter “ilmiah”, dapat diasumsikan melalui suatu penelitian, karena terikat dengan kaidah ilmiah. Karakter ilmiah dan proses penelitian yang dimaksud adalah karena aspek ketelitian, kecermatan, merupakan hal yang paling penting dalam setiap laporan ilmiah. Penelitian dapat dilakukan baik melalui studi kepustakaan maupun menyertakan data empiris.  
b.      Ciri-ciri laporan
Mukayat berpendapat bahwa dari sudut pandang tujuannya, selera pembacanya, bentuk, dan sifatnya. Laporan itu berbeda dari prosa ilmiah lainnya dalam aspek-aspek tertentu, oleh karena itu Mukayat menerangkan Ciri-ciri Ilmiah yaitu:
1.      Ditujukan kepada pembaca tertentu, laporan dibuat atas permintaan atau perintah. Mungkin juga laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis untuk mendapat kritik dari ahli-ahli terkemuka. Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditunjukan kepada pembaca umum. Jika untuk umum biasanya laporan berbentuk pamflet atau selebaran.
2.      Sistematika laporan kadang disesuaikan dengan permintaan pemberi perintah atau pesanan (dalam suatu hibah kompetensi), Biasanya berupa laporan panjang yang terdiri atas. Halaman judul, surat penyerahan, daftar isi, pendahuluan, uraian pokok, dan sering juga lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri atas judul pokok dan nomor-nomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam surat-menyuratnya formal.
3.      Bahasanya formal, harus disesuaikan dengan standar Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Ragam bahasa yang terjadi dan dipergunakan dalam laporan ilmiah perlu adanya penyesuaian dengan kaidah yang telah ditentukan dalam Ejaan Yang Disempurnakan serta setiap kata baku terkandung makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
4.      Memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah sesuai dengan displin keilmuannya. Dalam hal ini perlu diperhatikan mengenai isi dari pada laporan yang akan dibuat, tentunya kaidah-kaidah ilmiah yang digunakan perlu diperhatikan dari bidang ilmu yang ditekuninya. Sesuaikan dengan ketentuan ilmiah yang sudah ada.
5.      Objektif, maksudnya terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan itu berupa induksi berdasarkan atas bukti spesifik. Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi, pendapat pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh. Bila data laporan itu tak cukup atau bertentangan satu dengan lainnya, pembaca dipersilakan untuk menyadari bahwa konklusi dan rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.
c.       Persyaratan bagi pembuat laporan
Hal yang perlu dicatat menurut Mukayat sebagai prinsip utama yang harus dipegang teguh oleh penulis laporan ialah bekerja secara konstan untuk menghemat tenaga dan mental pembacanya. Laporan ilmiah disesuaikan dengan situasinya, pelajari segala sesuatu terlebih dahulu untuk persiapan penulisan laporan ilmiah.
-        Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
-       Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan pernyataan salah, ia akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang meyakinkan tidak boleh dibuang.
-        Bersifat objektif, pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan, kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
-        Kemampuan untuk menganalisis dan menyemaratkan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan katanya satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat kesemaratan berdasarkan beberapa data saja, atau membuang data yang ia anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu tidak meragukan.
-        Kemampuan mengatur fakta secara sistematis. Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
-        Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan dipergunakan, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung pembacanya.
III.                Kerangka karangan laporan ilmiah
A.     Bagian Pembuka
I.1 Halaman judul.
I.2 Lembar pengesahan.
I.3 Motto dan Persembahan
I.4. Kata pengantar
I.5  Daftar isi
I.6 Daftar Lampiran
B.      Bagian Isi
II.1 Pendahuluan
       II.1.a  Latar belakang masalah
       II.1.b  Rumusan masalah
       II.1.c  Tujuan penelitian
       II.1.d  Manfaat penelitian
II.2 Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
       II.2.a  Pembahasan teori
       II.2.b  Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
       II.2.c  Pengajuan hipotesis
II.3 Metodologi penelitian
       II.3.a  Waktu dan tempat penelitian.
       II.3.b  Metode dan rancangan penelitian
    II.3.c  Populasi dan sampel
    II.3.d  Instrumen penelitian
    II.3.e  Pengumpulan data dan analisis data
      II.4 Hasil Penelitian
             II.4.a  Jabaran varibel penelitian
             II.4.b  Hasil penelitian
             II.4.c  Pengajuan hipotesis
    II.4.d  Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang  
               didapatnya.
    II.4.e  Saran
C.      Bagian penunjang
III.a  Daftar pustaka.
III.b  Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
IV.                Refrensi
-          Jonathan Sarwono.2010.Pintar Menulis Karangan Ilmiah.Yogyakarta: Andi Offset
-          http://panduanguru.com/contoh-laporan-ilmiah-macam-ciri-dan-persyaratan-penulis-laporan-ilmiah/
-          http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/karangan-ilmiah-14/
-http://avrezadanaviel.blogspot.com/2013/11/karangan-ilmiah-laporan-ilmiah-dan.html

Selasa, 29 Oktober 2013

METODE ILMIAH


Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.    Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2.    Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3.    Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.    Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

TUJUAN PENULISAN ILMIAH

1.    Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2.    Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3.    Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4.    Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5.    Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Karakteristik Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam table. Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.

Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :
·         Sistematik.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
·      Logis.
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
·         Empirik
Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Langkah-langkah pada metode ilmiah antara lain:
  1. Memilih dan mendefinisikan masalah
  2. Survey terhadap data yang tersedia
  3. Memformulasikan hipotesa
  4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
  5. Mengumpulkan data primer
  6. Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi
  7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
  8. Membuat laporan
Pelaksanaan metode ini meliputi enam tahap, yaitu :
  1. Merumuskan masalah.
  2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering juga disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.
  3. Menyusun hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
  4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
  5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistic untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidk dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.
  6. Menguji kesimpulan untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan dan perlu juga dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka hipotesis itu bias menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
http://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/27/pengertian-metode-ilmiah/