Jumat, 02 Desember 2011

TULISAN II ...


Waralaba Burger Blenger

THE COMPANY
PT. Kinarya Anak Negri (PT. KAN) adalah sebuah perusahaan yang merupakan wadah anak-anak muda yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi dan memiliki cita-cita untuk berbakti dalam berkarya dan berekspresi bagi kemajuan negri, baik dari bidang kuliner , strategi komunikasi dan branding (advertising) dan juga berkaitan dengan teknologi informasi .
Khusus dibidang kuliner, PT. KAN telah menaungi brand-brand seperti KLENGER BURGER, PIZZA KRIUK, BURINS, CLEMOT, dan lain-lain. Keunggulan brand-brand kami telah mendapat pengakuan dari masyarakat, yang terbukti dari hasil riset top of mind yang dilakukan oleh majalah info franchise, di riset tersebut brand klenger burger diusianya yang terbilang masih sangat muda telah menduduki tingkat popularitas yang tinggi.
Kami PT. KAN telah mempunyai lebih dari 250 sumber daya manusia yang akan terus tumbuh dari sisi kualitas dan kuantitas. Dengan visi dan misi yang luhur untuk bias menjadi tuan rumah dinegri sendiri, PT. KAN siap membuktikan diri sebagai anak-anak negri yang berprestasi dan bisa merangkul kesuksesan di masa depan. Kami menawarkan diri sebagai LASKAR ANAK NEGRI yang siap berbakti kepada Ibu Pertiwi.
Klenger Burger telah mendapatkan STPW Pemerintah Ibukota Jakarta, dengan nomor STPW 02590/1.824.271. atas nama PT. Kinarya Anak Negri
Klenger Burger juga memiliki sertifikat merek IDM000142431 berdasarkan Hak Merek Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Republik Indonesia atas nama VELLY KRISTANTI.
Klenger Burger juga memiliki Sertifikat HALAL MUI.


VISI
Perusahaan multi brand yang solid, terbuka, terkemuka, modern, mendunia yang menjadi wadah karya cipta anak negri dalam bidang food and beverage, advertising, dan lainnya.

MISI
o   Mengembangkan lini usaha dalam segala bidang serta melahirkan brand atau produk yang inovatif, accepiable, dan selalu berkembang.
o   Meberikan pelayanan terbaik yang bermanfaat bagi seluruh stakeholder.
j
jKeuntungan Sistem Franchise:

1.     Percepatan perluasan usaha, dengan modal relatif rendah
2.     Efisiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama
3.     Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi
4.     Menggantikan kebutuhan personel Franchisor dengan para operator milik Franchisee (slim organization)
5.     Pemilik outlet bermotivasi tinggi karena menyangkut pengembalian investasi dan keuntungan usaha
6. Mendapat bimbingan atau pelatihan (training)
7. Resiko bisnis lebih kecil, karena belajar dari pengalaman Franchisor
8. Berusaha pada bisnis dengan jaringan internet yang akan saling menunjang

PERTUMBUHAN EKONOMI FRANCHISING DI INDONESIA

s
  Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menargetkan pertumbuhan usaha waralaba (franchise) di Tanah Air tahun depan berkisar antara 2% – 3%.  Pertumbuhan usaha waralaba ini lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan business opportunity (BO) yang ditargetkan sebesar 10% hingga 12%. Anang Sukandar, Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia, mengatakan pertumbuhan BO memang jauh lebih cepat ketimbang franchise karena sifat bisnis tersebut yang memang jauh lebih mudah. Alasan lain yang mempengaruhi pertumbuhan franchise adalah minimnya sifat kewirausahaan dalam diri penerima waralaba sehingga usaha tersebut terkadang tidak berjalan dengan baik. “Jadi yang lebih banyak tumbuh itu BO dengan pertumbuhan mencapai 10% hingga 12%. [Kalau] franchise saya perkirakan hanya 2% sampai 3%,” ujar Anang di sela-sela pembukaan pameran peluang bisnis dan waralaba terbesar di Indonesia, hari ini. Anang melanjutkan meskipun pertumbuhan waralaba tak signifikan, pihaknya terus mendorong BO yang ada agar dapat menjadi waralaba.

JDampak Positif franchising bagi pertumbuhan di Indonesia :


1) Bisnis yang mantap. Perusahaan yang diakui sisi memilki citra dan catatan yang baik. Jika perusahaan 
mengutungkan, pengusaha hanya perlu melanjutkan strategi yang ada agar berhasil dengan basis pelanggan 
yang ada. 
2) Lokasi. Tidak perlu lagi khawatir terhadap pelanggan yang masih baru terhadap lokasi, karena lokasi sudah 
dikenal. 
3) Struktur pemasaran yang mantap. Supplier, pedagang, pengecer dan perwakilan produsen merupakan asset 
penting bagi perngusaha. Dengan struktur yang sudah ada ditempatnya masing-masing, pengusaha bisa 
berkonsentrasi meningkatkan atau memperluas bisnis yang diakuisisi. 
4) Biaya. Biaya akuisisi bisnis bisa lebih rendah dibandingkan metode ekspansi lainnya. 
5) Karyawan yang ada. Karyawan yang ada telah membangun hubungan dengan pelanggan, supplier, dan 
anggota jalur bisnis dan bisa mempertahankan kelompok ini ketika pemilik baru mengambil alih bisnis.  
6) Lebih banyak kesempatan untuk kreatif.

  Dampak Negatif franchising bagi pertumbuhan di Indonesia :

1) Catatan kerberhasilan marginal. Sebagian besar penjualan memilki catatan yang keliru, keberhasilan marginal 
atau bahkan tidak menguntungkan.  
2) Keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuan. Kadang-kadang seorang pengusaha berasumsi bahwa dia 
bisa berhasil jika orang lain gagal. Itulah mengapa evaluasi diri begitu penting sebelum memasuki kesepakatan 
pembelian. 
3) Hilangnya personil utama. Sering kali ketika pemilik bisnis berganti, personel utama juga pergi. Hilangnya 
personel utama bisa merugikan bagi pengusaha yang mengakuisisi bisnis, karena nilai bisnis sering kali 
merupakan refleksi dari usaha karyawan. 
4) Evaluasi yang berlebihan.ada kemungkinan bahwa harga pembelian membengkak karena citra yang terbentuk, 
basis pelanggan, anggota jalur, pembelian atau supplier. Jika pengusaha membayar terlalu tinggi untuk suatu 
bisnis, maka hasil investasi tidak menguntungkan.  



  Referensi :
  didapat dari google ..