Waralaba Burger Blenger
THE COMPANY
PT. Kinarya Anak Negri (PT. KAN) adalah sebuah perusahaan
yang merupakan wadah anak-anak muda yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi dan
memiliki cita-cita untuk berbakti dalam berkarya dan berekspresi bagi kemajuan
negri, baik dari bidang kuliner , strategi komunikasi dan branding (advertising)
dan juga berkaitan dengan teknologi informasi .
Khusus dibidang kuliner, PT. KAN telah menaungi brand-brand
seperti KLENGER BURGER, PIZZA KRIUK, BURINS, CLEMOT, dan lain-lain. Keunggulan
brand-brand kami telah mendapat pengakuan dari masyarakat, yang terbukti dari
hasil riset top of mind yang dilakukan oleh majalah info franchise, di riset
tersebut brand klenger burger diusianya yang terbilang masih sangat muda telah
menduduki tingkat popularitas yang tinggi.
Kami PT. KAN telah mempunyai lebih dari 250 sumber daya
manusia yang akan terus tumbuh dari sisi kualitas dan kuantitas. Dengan visi
dan misi yang luhur untuk bias menjadi tuan rumah dinegri sendiri, PT. KAN siap
membuktikan diri sebagai anak-anak negri yang berprestasi dan bisa merangkul kesuksesan
di masa depan. Kami menawarkan diri sebagai LASKAR ANAK NEGRI yang siap
berbakti kepada Ibu Pertiwi.
Klenger Burger telah mendapatkan STPW Pemerintah Ibukota
Jakarta, dengan nomor STPW 02590/1.824.271. atas nama PT. Kinarya Anak Negri
Klenger Burger juga memiliki sertifikat merek IDM000142431
berdasarkan Hak Merek Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Republik
Indonesia atas nama VELLY KRISTANTI.
Klenger Burger juga memiliki Sertifikat HALAL MUI.
VISI
Perusahaan multi brand yang solid, terbuka, terkemuka,
modern, mendunia yang menjadi wadah karya cipta anak negri dalam bidang food
and beverage, advertising, dan lainnya.
MISI
o
Mengembangkan
lini usaha dalam segala bidang serta melahirkan brand atau produk yang
inovatif, accepiable, dan selalu berkembang.
o
Meberikan
pelayanan terbaik yang bermanfaat bagi seluruh stakeholder.
j
jKeuntungan
Sistem Franchise:
1. Percepatan perluasan usaha,
dengan modal relatif rendah
2. Efisiensi dalam meraih
target pasar melalui promosi bersama
3. Terbentuknya kekuatan
ekonomi dalam jaringan distribusi
4. Menggantikan kebutuhan
personel Franchisor dengan para operator milik Franchisee (slim organization)
5. Pemilik outlet bermotivasi
tinggi karena menyangkut pengembalian investasi dan keuntungan usaha
6. Mendapat bimbingan atau pelatihan (training)
7. Resiko bisnis lebih kecil, karena belajar dari pengalaman Franchisor
8. Berusaha pada bisnis dengan jaringan internet yang akan saling menunjang
PERTUMBUHAN EKONOMI FRANCHISING DI INDONESIA
s
Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menargetkan
pertumbuhan usaha waralaba (franchise) di Tanah Air tahun depan berkisar antara
2% – 3%. Pertumbuhan usaha waralaba ini lebih kecil dibandingkan dengan
pertumbuhan business opportunity (BO) yang ditargetkan sebesar 10% hingga 12%. Anang Sukandar, Ketua Umum Asosiasi
Franchise Indonesia, mengatakan pertumbuhan BO memang jauh lebih cepat
ketimbang franchise karena sifat bisnis tersebut yang memang jauh lebih mudah.
Alasan lain yang mempengaruhi pertumbuhan franchise adalah minimnya sifat
kewirausahaan dalam diri penerima waralaba sehingga usaha tersebut terkadang
tidak berjalan dengan baik. “Jadi yang lebih
banyak tumbuh itu BO dengan pertumbuhan mencapai 10% hingga 12%. [Kalau]
franchise saya perkirakan hanya 2% sampai 3%,” ujar Anang di sela-sela
pembukaan pameran peluang bisnis dan waralaba terbesar di Indonesia, hari ini. Anang melanjutkan meskipun pertumbuhan waralaba tak
signifikan, pihaknya terus mendorong BO yang ada agar dapat menjadi waralaba.
JDampak Positif franchising bagi pertumbuhan di Indonesia :
1) Bisnis yang mantap. Perusahaan yang diakui sisi memilki citra dan catatan yang baik. Jika perusahaan
mengutungkan, pengusaha hanya perlu melanjutkan strategi yang ada agar berhasil dengan basis pelanggan
yang ada.
2) Lokasi. Tidak perlu lagi khawatir terhadap pelanggan yang masih baru terhadap lokasi, karena lokasi sudah
dikenal.
3) Struktur pemasaran yang mantap. Supplier, pedagang, pengecer dan perwakilan produsen merupakan asset
penting bagi perngusaha. Dengan struktur yang sudah ada ditempatnya masing-masing, pengusaha bisa
berkonsentrasi meningkatkan atau memperluas bisnis yang diakuisisi.
4) Biaya. Biaya akuisisi bisnis bisa lebih rendah dibandingkan metode ekspansi lainnya.
5) Karyawan yang ada. Karyawan yang ada telah membangun hubungan dengan pelanggan, supplier, dan
anggota jalur bisnis dan bisa mempertahankan kelompok ini ketika pemilik baru mengambil alih bisnis.
6) Lebih banyak kesempatan untuk kreatif.
Dampak Negatif franchising bagi pertumbuhan di Indonesia :
1) Catatan kerberhasilan marginal. Sebagian besar penjualan memilki catatan yang keliru, keberhasilan marginal
atau bahkan tidak menguntungkan.
2) Keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuan. Kadang-kadang seorang pengusaha berasumsi bahwa dia
bisa berhasil jika orang lain gagal. Itulah mengapa evaluasi diri begitu penting sebelum memasuki kesepakatan
pembelian.
3) Hilangnya personil utama. Sering kali ketika pemilik bisnis berganti, personel utama juga pergi. Hilangnya
personel utama bisa merugikan bagi pengusaha yang mengakuisisi bisnis, karena nilai bisnis sering kali
merupakan refleksi dari usaha karyawan.
4) Evaluasi yang berlebihan.ada kemungkinan bahwa harga pembelian membengkak karena citra yang terbentuk,
basis pelanggan, anggota jalur, pembelian atau supplier. Jika pengusaha membayar terlalu tinggi untuk suatu
bisnis, maka hasil investasi tidak menguntungkan.
Referensi :
didapat dari google ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar