Jumat, 04 Oktober 2013

PEMIKIRAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF DALAM TUTORIAL AKUNTANSI

Deduktif

Pemikiran  deduktif dalam akuntansi dimulai dari penetapan tujuan dan postulate, kemudian secara logis menurunkan prinsip-prinsip ( dari tujuan dan postulate tersebut ) yang memberikan dasar bagi aplikasi yang konkrit dan logis. Jadi, aplikasi dan kaidah yang praktis diturunkan melalui penalaran yang logis.
Struktur pemikiran deduktif meliputi hal-hal berikut :
  1. Perumusan tujuan umum atau khusus dari pelaporan keuangan
  2. Postulate akuntansi yang berkenaan dengan lingkungan ekonomi , politik , dan sosiologis dimana akuntansi beroperasi
  3. Seperangkat kendala yang akan menjadi pedoman bagi proses pemikiran
  4. Suatu struktur, seperangkat simbol, atau suatu kerangka yang memungkinkan gagasan dicetuskan
  5. Pengembangan seperangkat definisi
  6. Perumusan prinsip-prinsip atau pernyataan mengenai kebijakan yang diturunkan dengan proses logika
  7. Penerapan prinsip-prinsip pada situasi tertentu dan pembuatan metode dan kaidah yang bersifat prosedural
Dalam prinsip deduktif , perumusan tujuan merupakan langkah yang paling penting karena tujuan yang berbeda mungkin memerlukan struktur yang berbeda dan akan menghasilkan prinsip yang berbeda pula. Inilah sebab utama mengapa aturan-aturan untuk menentukan besarnya laba kena pajak bisa berbeda dengan penentuan laba akuntansi berdasarkan praktek-praktek yang umum diterima. Meskipun ada keuntungan – keuntungan untuk menerapkan konsep laba yang sama bagi tujuan perpajakan dan akuntansi keuangan, tujuan dasarnya berbeda dan karenanya prinsip-prinsip dan prosedur yang sama mungkin sekali tidak dapat memenuhi tujuan itu dengan baik.
Sering-sering diajukan usulan untuk menetapkan suatu konsep laba yang bisa menampung segala kebutuhan akuntansi , akan tetapi kita mengetahui bahwa konsep laba semacam ini tidak dapat memenuhi semua tujuan akuntansi dengan baik. Meskipun demikian kita juga mengetahui bahwa untuk membuat bermacam-macam prinsip untuk masing-masing tujuan akuntansi akan sangat rumit. Oleh karena itu harus ada suatu kompromi. Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi tujuan yang berbeda akan tetapi harus cukup ketat untuk memungkinkan keseragaman dan konsistensi dalam laporan keuangan kepada pemegang saham dan kepada masyarakat luas.
Salah satu contoh pemikiran deduktif :
Premis 1       : seekor kuda mempunyai 4 kaki
Premis 2       : John mempunyai 2 kaki
Kesimpulan   : John bukan kuda
Dalam kasus di atas hanya satu kesimpulan yang dapat diambil. Pada sebuah sistem yang kompleks dapat diperoleh lebih dari satu kesimpulan. Bagaimanapun kesimpulan tidak harus saling berbenturan. Perlu diperhatikan tidak ada kesimpulan lain yang mungkin dicapai bagi John dari premis di atas. Jika teori ini kita aplikasikan pada kenyataan John, seperti menentang menganalisa logika dari seperangkat kalimat, kita harus perlu melihat dan menguji menentukan status John. Pada poin ini kita berada dalam dunia induktif, karena kita akan menilai bahwa teori tidak hanya dengan logika internal melainkan diperjelas dengan observasi, misalnya John dapat dikatakan kuda yang dipotong dua kakinya. Menerima pertimbangan yang benar hanya asumsi yang mempertanyakan atau kesimpulan empirik yang dapat menantang teori deduktif.
Kelemahan dari metode deduktif adalah jika salah satu dari postulate dan premi salah, kesimpulan nya juga menjadi salah. Sering juga ada anggapan metode deduktif terlalu jauh dari realitas sehingga sulit untuk dijadikan kaidah-kaidah yang praktis. Agar supaya teori bisa bergna untuk menyusun prosedur yang operasional , teori itu tidaklah perlu bersifat praktis. Tujuan umum dari teori ialah untuk memberikan kerangka bagi pengembangan gagasan baru dan prosedur baru yang dapat membantu kita melakukan penekanan diantara prosedur-prosedur alternatif. Apabila tujuan ini telah dicapai teori tidak perlu sepenuhnya didasarkan kepada konsep-konsep yang praktis atau tidak perlu dibatasi kepada prosedur yang secara operasional dapat dijalankan dengan teknologi yang ada.
Banyak diantara prosedur dan prinsip yang sekarang ada merupakan pedoman untuk mengambil tindakan dan bukannya kaidah-kaidah yang khusus dapat diikuti secara tepat dalam setiap kasus. Tetapi bagaimapaun Metode deduktif tetap penting dalam teori akuntansi dan pengambilan kebijakan. 


Induktif

Pendekatan induktif merupakan proses penalaran kesimpulan dari pengamatan dan pengukuran yang seksama . akan tetapi tidaklah mungkin kita memisahkan proses induktif dari proses deduktf karena proses deduktif lah yang menjadi pedoman dalam memilih data yang akan dikaji. Setelah data ini dipilih secara deduktif untuk beberapa pengamatan dilakukan dan kesimpulan dibuat mengenai sifat-sifat universal yang diteliti. Kesimpulan umum ini tentu saja harus diuji dengan konfirmasi dari pengkajian yang berikutnya atau bahkan pengkajian selanjutnya dapat dihasilkan kesimulan lain yang justru membantah konsep semula.
Dalam akuntansi , proses induktif meliputi pengamatan data keuangan dari suatu perusahaan. Apabila kita melihat adanya hubungan tertentu dalam data yang diperiksa maka suatu kesimpulan atau generalisasi dapat dirumuskan. Oleh karena itu gagasan dan prinsip-prinsip yang baru dapat ditemukan, khususnya apabila peneliti tidak membiarkan dirinya terpengaruh oleh prinsip-prinsip dan prakte-praktek masa kini.
Misalnya, dengan metode pengamatan atas sejumlah perusahaan mungkin dapat diketrahui bahwa suatu trend historis mengenai hasil penjualan barang kali merupakan sarana untuk meramalkan jumlah tagihan yang diterima, dibandingkan dengan penggunaan catatan penerimaan kas oleh karena adanya perbedaan wakt dalam proses penagihan.
Keuntungan pendekatan induktif adalah bahwa ia tidak terikat pada model atau struktur yang didasarkan kepada dugaan yang tidak didukung fakta-fakta. Peneliti mempunyai kebebasan untuk melakukan pengamatan yang dipandangnya perlu. Tetapi sekali ia menarik kesimpulan atau membuat generalisasi, maka kesimpulan itu harus didukung oleh proses logika dari pendekatan deduktif. Kelemahan dari pemikiran induuktif adalah bahwa peneliti bisa terpengaruh oleh gagasan-gagasan yang ada dibawah sadarnya mengenai hubungan – hubunganyang relevan dan data yang harus diamati. Kelemahan lain pada pemikiran induktif adalah bahwa dalam akuntansi, data mentah untuk struktur perusahaan berbeda dari perusahaan yang lain. Hubungan sebab akibat juga mungkin berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini membuat sulitnya pembuatan kesimpulan. Contohnya : hubungan antara total pendapatan dan harga pokok penjualan bisa konstan untuk struktur jangka waktu tertentu dan untuk beberapa perusahaan, tetapi tidak harus berarti bahwa konsep historical gross margin merupakan pedoman yang baik bagi prediski mengenai keadaan perusahaan dimasa mendatang dalam semua hal.


Sumber:
http://allfheim.com/teori-akuntansi/pemikiran-deduktif-dan-induktif/
sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/.../teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/
madib.blog.unair.ac.id/philosophy/pohon-ilmu-pengetahuan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar