Deduktif
Pemikiran deduktif dalam akuntansi dimulai dari penetapan tujuan dan
postulate, kemudian secara logis menurunkan prinsip-prinsip ( dari
tujuan dan postulate tersebut ) yang memberikan dasar bagi aplikasi yang
konkrit dan logis. Jadi, aplikasi dan kaidah yang praktis diturunkan
melalui penalaran yang logis.
Struktur pemikiran deduktif meliputi hal-hal berikut :
- Perumusan tujuan umum atau khusus dari pelaporan keuangan
- Postulate akuntansi yang berkenaan dengan lingkungan ekonomi , politik , dan sosiologis dimana akuntansi beroperasi
- Seperangkat kendala yang akan menjadi pedoman bagi proses pemikiran
- Suatu struktur, seperangkat simbol, atau suatu kerangka yang memungkinkan gagasan dicetuskan
- Pengembangan seperangkat definisi
- Perumusan prinsip-prinsip atau pernyataan mengenai kebijakan yang diturunkan dengan proses logika
- Penerapan prinsip-prinsip pada situasi tertentu dan pembuatan metode dan kaidah yang bersifat prosedural
Dalam prinsip deduktif , perumusan tujuan merupakan langkah yang
paling penting karena tujuan yang berbeda mungkin memerlukan struktur
yang berbeda dan akan menghasilkan prinsip yang berbeda pula. Inilah
sebab utama mengapa aturan-aturan untuk menentukan besarnya laba kena
pajak bisa berbeda dengan penentuan laba akuntansi berdasarkan
praktek-praktek yang umum diterima. Meskipun ada keuntungan – keuntungan
untuk menerapkan konsep laba yang sama bagi tujuan perpajakan dan
akuntansi keuangan, tujuan dasarnya berbeda dan karenanya
prinsip-prinsip dan prosedur yang sama mungkin sekali tidak dapat
memenuhi tujuan itu dengan baik.
Sering-sering diajukan usulan untuk menetapkan suatu konsep laba yang
bisa menampung segala kebutuhan akuntansi , akan tetapi kita mengetahui
bahwa konsep laba semacam ini tidak dapat memenuhi semua tujuan
akuntansi dengan baik. Meskipun demikian kita juga mengetahui bahwa
untuk membuat bermacam-macam prinsip untuk masing-masing tujuan
akuntansi akan sangat rumit. Oleh karena itu harus ada suatu kompromi.
Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi tujuan yang berbeda
akan tetapi harus cukup ketat untuk memungkinkan keseragaman dan
konsistensi dalam laporan keuangan kepada pemegang saham dan kepada
masyarakat luas.
Salah satu contoh pemikiran deduktif :
Premis 1 : seekor kuda mempunyai 4 kaki
Premis 2 : John mempunyai 2 kaki
Kesimpulan : John bukan kuda
Dalam
kasus di atas hanya satu kesimpulan yang dapat diambil. Pada sebuah
sistem yang kompleks dapat diperoleh lebih dari satu kesimpulan.
Bagaimanapun kesimpulan tidak harus saling berbenturan. Perlu
diperhatikan tidak ada kesimpulan lain yang mungkin dicapai bagi John
dari premis di atas. Jika teori ini kita aplikasikan pada kenyataan
John, seperti menentang menganalisa logika dari seperangkat kalimat,
kita harus perlu melihat dan menguji menentukan status John. Pada poin
ini kita berada dalam dunia induktif, karena kita akan menilai bahwa
teori tidak hanya dengan logika internal melainkan diperjelas dengan
observasi, misalnya John dapat dikatakan kuda yang dipotong dua kakinya.
Menerima pertimbangan yang benar hanya asumsi yang mempertanyakan atau
kesimpulan empirik yang dapat menantang teori deduktif.
Kelemahan dari metode deduktif adalah jika salah satu dari postulate
dan premi salah, kesimpulan nya juga menjadi salah. Sering juga ada
anggapan metode deduktif terlalu jauh dari realitas sehingga sulit untuk
dijadikan kaidah-kaidah yang praktis. Agar supaya teori bisa bergna
untuk menyusun prosedur yang operasional , teori itu tidaklah perlu
bersifat praktis. Tujuan umum dari teori ialah untuk memberikan kerangka
bagi pengembangan gagasan baru dan prosedur baru yang dapat membantu
kita melakukan penekanan diantara prosedur-prosedur alternatif. Apabila
tujuan ini telah dicapai teori tidak perlu sepenuhnya didasarkan kepada
konsep-konsep yang praktis atau tidak perlu dibatasi kepada prosedur
yang secara operasional dapat dijalankan dengan teknologi yang ada.
Banyak diantara prosedur dan prinsip yang sekarang ada merupakan
pedoman untuk mengambil tindakan dan bukannya kaidah-kaidah yang khusus
dapat diikuti secara tepat dalam setiap kasus. Tetapi bagaimapaun Metode
deduktif tetap penting dalam teori akuntansi dan pengambilan kebijakan.
Induktif
Pendekatan induktif merupakan proses penalaran kesimpulan dari
pengamatan dan pengukuran yang seksama . akan tetapi tidaklah mungkin
kita memisahkan proses induktif dari proses deduktf karena proses
deduktif lah yang menjadi pedoman dalam memilih data yang akan dikaji.
Setelah data ini dipilih secara deduktif untuk beberapa pengamatan
dilakukan dan kesimpulan dibuat mengenai sifat-sifat universal yang
diteliti. Kesimpulan umum ini tentu saja harus diuji dengan konfirmasi
dari pengkajian yang berikutnya atau bahkan pengkajian selanjutnya dapat
dihasilkan kesimulan lain yang justru membantah konsep semula.
Dalam akuntansi , proses induktif meliputi pengamatan data keuangan
dari suatu perusahaan. Apabila kita melihat adanya hubungan tertentu
dalam data yang diperiksa maka suatu kesimpulan atau generalisasi dapat
dirumuskan. Oleh karena itu gagasan dan prinsip-prinsip yang baru dapat
ditemukan, khususnya apabila peneliti tidak membiarkan dirinya
terpengaruh oleh prinsip-prinsip dan prakte-praktek masa kini.
Misalnya, dengan metode pengamatan atas sejumlah perusahaan mungkin
dapat diketrahui bahwa suatu trend historis mengenai hasil penjualan
barang kali merupakan sarana untuk meramalkan jumlah tagihan yang
diterima, dibandingkan dengan penggunaan catatan penerimaan kas oleh
karena adanya perbedaan wakt dalam proses penagihan.
Keuntungan pendekatan induktif adalah bahwa ia tidak terikat pada
model atau struktur yang didasarkan kepada dugaan yang tidak didukung
fakta-fakta. Peneliti mempunyai kebebasan untuk melakukan pengamatan
yang dipandangnya perlu. Tetapi sekali ia menarik kesimpulan atau
membuat generalisasi, maka kesimpulan itu harus didukung oleh proses
logika dari pendekatan deduktif. Kelemahan dari pemikiran induuktif
adalah bahwa peneliti bisa terpengaruh oleh gagasan-gagasan yang ada
dibawah sadarnya mengenai hubungan – hubunganyang relevan dan data yang
harus diamati. Kelemahan lain pada pemikiran induktif adalah bahwa dalam
akuntansi, data mentah untuk struktur perusahaan berbeda dari
perusahaan yang lain. Hubungan sebab akibat juga mungkin berbeda antara
satu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini membuat sulitnya
pembuatan kesimpulan. Contohnya : hubungan antara total pendapatan dan
harga pokok penjualan bisa konstan untuk struktur jangka waktu tertentu
dan untuk beberapa perusahaan, tetapi tidak harus berarti bahwa konsep
historical gross margin merupakan pedoman yang baik bagi prediski
mengenai keadaan perusahaan dimasa mendatang dalam semua hal.
Sumber:
http://allfheim.com/teori-akuntansi/pemikiran-deduktif-dan-induktif/
sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/.../teori-dan-ragam-tipe-teori-sosiologi/
madib.blog.unair.ac.id/philosophy/pohon-ilmu-pengetahuan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar